Untag Surabaya

News - KESERUAN ANGGOTA MUDA PATAGA UNTAG SURABAYA DALAM PENGAMBILAN NOMOR POKOK DI 3 GUNUNG

Unit Kegiatana Mahasiswa Pataga Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya kini telah melakukan pengambilan nomor registrai pokok anggota muda diklat XXI yang dilaksanakan di tiga gunung yang berbeda-beda. Pengambilan nomor registrasi pokok ini dilaksanakan mulai pada tanggal 05 mei samai dengan 13 mei 2022 yang diikuti oleh sebagian anggota pataga untag Surabaya.

Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin pada setiap tahunnya. Nomor registrasi pokok sendiri merupakan nomor yang telah diberikan instansi atau organisasi kepada anggotanya. Pemberikan nomor registrasi pokok dilakukan ketika anggota muda telah menyelesaikan beberapa rangkaian kegiatan LKP-PA, masa bakti, dan pengembilan NRP.

 “Tujuan diadakan kegiatan ini sendiri yakni sebagai syarat menjadi anggota biasa pataga surabaya, dan untuk pembaharuan data sebagai panduan pada kegiatan selanjutnya yang akan datang” ucap Rais selaku ketua pata Untag Surabaya.

Pada kegiatan ini dibagi menjadi tiga kelompok, yakni yang pertama di Gunung Merbabu Lawu yang beranggotakan 4 orang dan 1 pendamping, kemudian kelompok kedua dilaksanakan di Gunung Arjuno Welirang yang beranggotakan 5 orang dan 1 pendamping, dan yang kelompok terakhir yakni di Gunung Slamet Sindoro Sumbing yang beranggotakan 4 orang dan 1 pendamping.

Untuk pengajuan tema sendiri berbeda-beda tiap kelompok dan tempatnya. Untuk kelompok Merbabu Lawu diusung dengan tema “Belajar Untuk Perubahan, Berproses, dengan Pengalaman”. Kemudian untuk kelompok Arjuno Welirang mengangkat tema“ Melebur takut dan tangis, Bangkit dengan kuat dan tekat”. Selanjutnya kelompok terakhir yang di gunung Slamet Sindoro Sumbing megangkat tema “ Sesuatu yang besar dimulai dari satu langkah yang kecil”. Meskipun berbeda tempat pengambilan nomor registrasi pokok (NRP) Anggota muda Diklat XXI Patag Untag Surabaya ini menikmati keindahan ciptaan tuhan.

“Mendaki gunung merupakan suatu olahraga keras, penuh petualangan, dan membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan, serta daya juang yang tinggi. Bahaya dan tantangan adalah untuk menguji kemampuan diri agar bisa menyatu dengan alam. Banyak pembelajaran baru yang dapat kita ambil dalam pendakian. Keberhasilan suatu pendakian yang sukar, berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap perjuangan melewati diri sendiri” tutup dari ketua pataga untag surabaya tersebut.